Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Rumah Makan Lie Djiong, Menu sederhana dengan Citarasa Tinggi

Sebuah rumah makan yang terletak ditengah kota Yogyakarta, yang menyajikan masakan Chinese food, tepatnya berada di sebelah selatan Klenteng Gondomanan atau perempatan Gondomanan atau tepatnya berada di Jl. Brigjend Katamso No. 21Yogyakarta  adalah rumah makan Lie Djiong yang sempat berganti nama menjadi Rumah Makan Siswohartono.
 Bangunan yang digunakan merupakan bangunan dengan gaya Old Javanese Chinese, tidak terlalu luas dengan tatanan meja kursi jaman dulu yang terawat akan kebersihannya sehingga rumah makan ini walaupun kecil namun kelihatan sangat bersih walalupun berada di pinggir jalan besar. Rumah makan ini sudah sangat terkenal hingga pengunjung tidak hanya orang Yogyakarta sendiri yang menjadi pelanggannya namun sampai luar kota Yogyakarta.
Rumah makan ini memadukan antara masakan Tionghoa autentik dengan Bumbu rempah rempah Indonesia sehingga menghasilkan satu citarasa yang sangat tinggi tanpa harus kehilangan rasa khas Tionghoa. Beberapa menu yang paling dimintai di rumah makan ini Angsio Ceker Ayam, Burung dara goreng tepung dan kamar bola. Menu masakan lainnya yang tidak kalah menarik diantaranya adalah Babi Tauco, Nasi Goreng Babi, Cap Cay Babi, Ayam goreng mentega dengan saus Inggris, NgohIang, Angsio tahu, Puyunghai, dan kodok goreng tepung.
Satu hal yang menarik yang patut diamati di rumah makan Lie Djiong.
 cara memasak yang masih menggunakan arang, inilah yang mungkin mempunyai rasa yang bertahan walaupun  menu masakan yang disajikan kesannya sederhana namun  mempunyai rasa yang sungguh luar biasa. Rumah makan ini buka mulai pukul 11.00 WIB hingga 14.00 WIB dan kembali dibuka pada pukul 17.00 WIB sampai dengan  pukul 23.00 WIB

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Akulturasi yang tercipta lewat seni dan Budaya, serta Sosial


Yogyakarta kota yang memiliki beragam suku dan budaya, tak salah jika mendapat julukan miniature Indonesia, hal ini terlihat dengan begitu banyaknya budaya dari seluruh penjuru nusantara ini ada di kota ini. Budaya ini berkembang seiring dengan kota Yogyakarta yang terkenal dengan kota pelajar dimana tak sedikit para pelaku seni dan budaya adalah para penimba ilmu tersebut. Selain itu beberapa suku juga ada di kota ini, tak terkecuali komunitas Tionghoa. Beberapa komunitas Tionghoa ini menjadi salah satu warna dalam dalam budaya di kota ini. Beberapa tempat di kota ini menjadi kawasan pecinan atau china town seperti halnya Ketandan.
Komunitas komunitas ini sebenarnya sudah ada sejak dahulu seiring perkembangan bangsa Indonesia, namun sempat tidak diperkenankan untuk ditampilkan. Namun semenjak pemerintahan Gus Dur yakni tahun 1999 maka komunitas komunitas tersebut kembali eksis. Di Yogyakarta sudah ada kurang lebih paguyuban atau perkumpulan diantaranya :
  1. Yayasan Bhakti Loka dimana yayasan ini dalam kegiatannya berkecimpung dalam masalah social diantaranya dengan mendirikan poliklinik gigi di sebelah secretariat Yayasan Bhakti Loka di Jl. Poncowinatan Yogyakarta dan juga masalah masalah social lainnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Klenteng, bangunan tua nan eksotis

Keaneka ragaman budaya di Yogyakarta sangat komplek, dengan bukti keberadaan bangunan bangunan yang menggambarkan dan juga masih berfungsi hingga saat ini. Salah satu bangunan yang masih berfungsi dan tetap berdiri kokoh sebagai satu bukti keragaman di Yogyakarta adalah Klenteng. Klenteng adalah suatu tempat yang berfungsi sebagai tempat peribadatan.
Di Yogyakarta terdapat dua Klenteng yang masih dipergunakan hingga saat ini yakni Klenteng Hok Tik Bio atau lebih dikenal dengan nama Klenteng Gondomanan atau Klenteng Budha Prabha dan Klenteng Kwan Tee Kiong atau lebih dikenal dengan nama Klenteng Poncowinatan.
 1. Klenteng Poncowinatan/Klenteng Kwan Tie Kiong
Klenteng ini didirikan diatas tanah Sultan Ground dengan luas 2.000 meter persegi  sedangkan bangunannya sendiri seluas 1.500 meter persegi, berada di Jl. Poncowinatan 16, Cokrodiningratan, Jetis, Yogyakarta atau tepatnya disebelah utara pasar Kranggan. Bangunan Klenteng ini merupakan bangunan tua karena sudah ada sejak tahun 1881 dan terdaftar sebagai Bangunan Cagar Budaya di Yogyakarta yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. PM.07/PW.007/MKP/2010. Bangunan Klenteng Poncowinatan sampai sekarang ini belum pernah mengalami renovasi yang berarti. Bagian Lantai menggunakan tegel sedangkan dinding berupa batu bata yang diplester sedangkan bagian atap terbuat dari kayu jati. Beberapa tiang penyangga dan juga bagian atas terdapat ornamen berukir atau semacam relief, seperti naga di tiang dan beberapa di tembok. Pada bagian atas bangunan ini terdapat juga patung naga yang salin berhadapan.
Pada bagian tengah merupakan ruangan utama  yang terdapat patung Kwan Tie Koen (Dewa keadilan). Dari ruangan inilah dimulai urutan ritual sembahyang, yang harus menyelesaikan sebanyak 17 altar sembahyang, yang pada tiap tiap altar kita harus membakar hio sebanyak 3 buah. Hio ini setelah dibakar dan sebagai sarana doa untuk menancapkan dialtar harus dalam posisi seperti kipas yakni satu ditengah dengan posisi tegak dan dua disamping kanan kirinya dalam posisi miring. Setelah di Ruangan utama kami diantar oleh Mas Eka Putera berkeliling melihat altar yang berada disekeliling ruangan utama, disetiap altar yang kami lihat terdapat patung diantaranya Dewi Kwan Im, Nabi Kong Hu Chu, Dewi Kiu Tian Sien Nie dan masih banyak lagi
Pada ruangan utama ini juga terdapat meja persembahan yang dapat dipergunakan bagi siapa saja yang ingin menyampaikan persembahan yang berupa buah buahan, namun ada beberapa buah yang tidak boleh dipersembahkan yakni buah yang berduri seperti halnya durian, rambutan dll. Anda bisa memberikan buah pisang, apel, per, dll dan harus berjumlah ganjil.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pusaka Keraton Yogyakarta

Pusaka Keraton Yogyakarta

Keberadaan sutau kerajaan tidak terlepas dari beberapa benda yang dipakai sebagai sebagai symbol  atau pun sebagai benda yang mempunyai kekuatan supranatural yang dipergunakan sebagai pendukung upacara upacara tradisi kerajaan. Demikian pula halnya dengan keraton Yogyakarta yang mempunyai beberapa pusaka yang berupa Tombak, keris, regalia, ampilan, panji panji, gamelan dan juga kereta.
Dari masing masing pusaka tersebut biasanya mempunyai  nama nama tersendiri serta gelar kehormatan yakni Knjeng Kyai atau Kanjeng Nyai ada juga dengan gelar kehormatan Kanjeng Kyai Ageng untuk pusaka yang mempunyai daya magis paling besar. Keberadaan pusaka kraton dianggap mempunyai kekuatan supranatural dan juga bersifat sakral dansebagian merupakan warisan turun menurun . Berbagai pusaka tersebut ditempatkan di Bangsal Proboyokso dan di jaga oleh prajurit Keraton.
Benda benda pusaka tersebut selalu di bersihkan setiap tahunnya, atau yang lebih dikenal dengan nama Benda benda pusaka tersebut selalu di bersihkan setiap tahunnya, atau yang lebih dikenal dengan nama jamasan. Jamasan itu sendiri biasanya dilakukan pada bulan Sura pada penanggalan jawa atau bulan Muharram. Jamasan tersebut ada yang bersifat khusus artinya jamasan hanya boleh dilakukan oleh Sultan sendiri, pusaka yang masuk kategori ini adalah Kanjeng Kyai Ageng Plered dengan mengambil tempat di keraton bagian dalam. Kemudian ada jamasan yang dilakukan oleh saudara saudara Sultan dan juga oleh para abdi dalem. Untuk tempat juga berbeda beda diantara pusaka pusaka tersebut ada yang menggunakan tempat didalam keraton dan tidak di saksikan secara umum  namun juga ada yang bisa disaksikan secara terbuka .

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Oleh- oleh Yogyakarta

Cokelat Monggo, Ungkapan kasih di hari Valentine

 Hari Valentine selalu identik dengan adanya cokelat, entah apa yang mendasari hingga setiap menjelang hari Vlentine keberadaan cokelat menjadi salah satu hal yang paling diburu. Cokelat pada hari Valentine akan seolah menjadi simbol ungkapan kasih yang diberikan entah dari calon pasangan ataupun dari hanya sekedar teman.
Sebagai ungkapan kasih kiranya kita akan memberikan yang terbaik dan teristimewa buat orang yang kita sayangi. Jika cokelat menjadi salah satu simbol hal tersebut tentunya kita tidak akan memberikan cokelat yang mempunyai rasa dan kualitas serta citarasa yang kurang baik. Di Yogyakarta ada sebuah tempat yang memproduksi cokelat yang mungkin bisa anda kunjungi untuk mendapatkan cokelat. Berada dikawasan kotagede yang terkenal dengan kerajinan peraknya dan juga sebagai salah satu tempat yang bersejarah dimana merupakan awal mulanya kerajaan Mataram Islam Kuno. Tepatnya berada jl. Ndalem KG III/978 RT 043 RW 10 Kelurahan Purbayan, Kotagede dengan nama cokelat Monggo.
 

Belanja Batik Sepuasnya di Kampung Batik Ngasem

 Bosan dengan batik yang itu-itu saja? Datanglah ke kampung batik Ngasem yang ada di kawasan dalam Keraton (ndalem beten). Anda akan menemui batik yang tidak saja masih berbentuk kain namun juga dalam wujud pakaian dengan desain masa kini. Jika kurang cocok dengan modelnya, Anda bisa memilih batik yang masih berupa meteran. Tinggal pilih corak yang disukai,  lebar dan panjangnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Kampung batik Ngasem adalah sentra industri batik yang sudah terkenal sejak era 70an. Selain pasar Beringharjo, disinilah geliat perdagangan batik Yogyakarta. Jika Anda menyusuri jalan Kauman, jalan Kadipaten dan jalan Ngasem, jajaran toko batik ini terlihat selalu ramai. Kain batik berbagai motif tersedia. Ada yang motif klasik Yogyakarta dan motif-motif “modern” yang cocok untuk desain baju bagi kawula muda.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cafe yang ada di sekitar daerah Yogyakarta

G-Club Lounge Bar, tempat bersantai yang hangat

 G-Club hadir bagi Yogya sejak Juli 2006 dengan menempati tempat yang sama dengan Goedang Musik di Jl. Laksda Adisucipto No. 38 Yogyakarta. G-Club Lounge Bar menawarkan tempat yang nyaman dan hangat untuk anda bersantai, untuk sejenak menanggalkan seluruh aktivitas seharian yang melelahkan. Dengan cirri khas yang identik dengan warna biru G-Club hadir untuk membuat suasana tenang warga jogja.
 Menikmati waktu santai yang anda miliki dengan mengunjungi G-Club Lounge Bar anda akan mendapatjkan sajian live music tentunya akan menjadi moment yang special bagi anda sembari menikmati hidangan yang disajikan G-Club Lounge Bar.
G-Club lounge bar dikonsep sedemikian rupa dengan penataan ruang yang sangat elegan membuat tempat ini semakin cozy bagi anda semua. Terlebih pelayanan yang hangat dan bersahabat dari G-Club Lounge bar akan sangat menambah kenyamanan anda dalam menikmati beragam makanan dan minuman yang mereka sajikan.
G-Club Lounge bar yang buka sejak pukul 17.00 WIB hingga pukul 08. 00 ini akan menjadikan satu pilihan yang cocok bagi anda sebagai tempat ngobrol dan nongkrong bersama teman dan komunitas anda bahkan mungkin pasangan anda sehingga apa yang di sajikan di G-Club Lounge bar akan sangat terasa special dan bermakna karena pada dasarnya tempat ini cocok untuk siapa saja yang berkunjung ke tempat ini.

Lecker rumah kopi and Resto, Menu masakan sehat

 Sebuah tempat dipinggiran kota Yogyakarta, dengan area yang tidak begitu luas, terdapat sebuah rumah kopi dan resto yakni yang diberi label Lecker Rumah Kopi dan Resto. Lokasi persisinya berada di Jl. HOS Cokroaminoto No. 201 Yogyakarta.
Lecker rumah kopi dan resto ini didirikan pada tanggal 10 September 2009 oleh Muhammad Aminudin SH dan Sulcha Prihasti. Dua orang yang mempuyai kegemaran yang sama yakni minum kopi dan sepakat untuk membuat sebuah coffe shop. Dari awal mula dibuka Lecker rumah kopi dan resto sudah banyak pengunjungnya artinya keberadaannya dapat diterima oleh masyarakat terutama penikmat kopi.

 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Macam-macam batik

Batik Kartini

Batik Kartini atau disebut juga Batik Jepara adalah batik yang bermotif sesuai motif batik buatan Kartini. Duta Batik pertama adalah Kartini karena beliau pernah mengirim batik kepada temanya di Belanda.
Seni batik di Jepara telah ada sejak era Kartini sesuai isi buku karya Rouffoer yang sudah diterjemahkan, yakni Kesenian Batik di Hindia Belanda dan Sejarahnya. Dalam buku itu disebutkan, RA Kartini pernah mengirim cenderamata ke Belanda berupa kain batik khas Jepara dan Tenun Ikat Troso. Sudah ada satu abad lebih era batik Jepara hilang dari peredaran. Batik sejak dahulu hingga sekarang masih dikerjakan oleh kalangan ibu-ibu. Maka dari itu tidak salah jika batik ini lebih dekat dengan seni ibu.

 

BATIK JEPARA

  Berawal dari keinginan untuk mengembangkan Tenun Ikat menjadi lebih bernilai seni tinggi dan tiadak monoton.
Seorang pengrajin tenun P.HUDA (pemilik house of hoedas) mennncoba menggabungkan tenun dengan bordir, tenun dengan jumputan,dan tenun dengan batik.
Dengan tidak meninggalkan keasliannya, semua ada khas tenun ikatnya.
untuk memajukan usaha batiknya. p.HUDA mempercayakan pada istrinya untuk mengelola.
Dengan alasan beliau sudah menjalankan usaha tenunnya, namun desain masih tetap menjadi tanggung jawabnya.
Dengan harapan usaha tenun dan batiknya bisa maju bersama.
Batik TROSKAR merupakan satu-satunya usaha batik tulis yang ada di desa Troso kecamatan pecangaan kabupaten Jepara.
semoga batik troskar bisa menambah catatan dalam produk unggulan jepara, sehingga jepara tidak hanya terkenal denagan ukiranya.
jepara adalah kota kecil yang banyak mempunyai produk2 unggulan diantaranya ; ukiran, bordir, tenun, gerabah, krupuk tengiri, kacang open, sentra patung, dan juga batik,.


Batik Solo Trans

 Batik Solo Trans merupakan BRT yang ada di Surakarta.Sebelum BST beroperasi adalah bus Damri A. Semenjak BST beroperasi bus Damri (jalur A) dipindah ke jalur B dan BST beroperasi di jalur A. Bus BST melayani jurusan Berangkat dari Palur-Jurug-UNS-RS Muwardi-Pasar Gede-Gladak-Kustati-Gading-Sraten-Jamsaren-Tipes-Bayangkara-Baron-Gendengan-Purwosari-Kleco-Pabelan-Kartosuro. Kembali Kartosuro-Pabelan-Kleco-Purwosari-RS Kasih Ibu-Gendengan-SGM-Sriwedari-Nonongan-LP-Gladak-Balai Kota-Pasar Gede-RS Muwardi-UNS-Jurug-Palur. Rencananya bus ini akan menggunakan kartu pintar untuk membayar ongkos bus, namun sementara ini masih memakai karcis yang langsung dilayani oleh kondektur. Saat ini jumlah halte BST ada 35 rencananya 51 halte tetapi ada halte portabel,jadi waktu dia tempuh lebih singkat,contoh halte Sangkrah biasanya tempat transit Bus luar kota dari Terminal Tirtonadi yang jurusan Sukoharjo,Wonogiri,Pacitan bahkan sampai Ponorogo. Untuk umum RP.3000,- dan pelajar RP.1500,-. Saat ini Batik Solo Trans juga melayani penumpang hingga Bandara Adisoemarmo.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Museum yang ada di Yogyakarta

Museum Tembi

Museum Tembi Rumah Budaya adalah museum yang menyimpan benda-benda warisan budaya Jawa. Museum yang diresmikan pada 21 Oktober 1999 bermula dari Lembaga Studi Jawa yang pindah ke dusun Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta pada 6 September 1995.
 
Koleksi Museum Tembi berjumlah sekitar 3000 ribu seperti keris, tombak, dan pedang. Wayang kulit, buku-buku sastra Jawa kuno: Babad Tanah Jawi, Babad Sundayana, Babad Mangir, dan Babad Pati. Berbagai macam motif batik dan mainan anak tradisional.
Untuk koleksi dipamerkan di bagi menjadi dua tempat ruang museum dan balai rupa satu. Sedangkam untuk buku dan koleksi audio yang berupa kaset di simpan di perpustakaan. Berikut beberapa koleksi Museum Tembi :
1. Senthong Senthong (bilik atau kamar), merupakan tata ruang dalam rumah adat Jawa. Senthong di bagi menjadi tiga yaitu senthong tengah, senthong kiwo (kiri) dan senthong tengen (kanan).
Senthong tengah yang sering disebut ruang Dewi Sri (Dewi Kesuburan) yang berfungsi sebagai tempat berdoa kepada Tuhan. Senthong Kiwo biasanya berfungsi untuk menyimpan hasil panen. Senthong tengen berfungsi sebagai tempat tidur.
2. Senjata Senjata yang dipamerkan di museum ini berupa keris, pedang dan tombak dengan berbagai jenis baik dari pamor, dapur, tangguh, warangka.
3. Reklame Berbagai bentuk reklame yang dipamerkan di ruang balai rupa satu.


Museum Sonobudoyo

Museum Sonobudoyo adalah museum sejarah dan kebudayaan Jawa, termasuk bangunan arsitektur klasik Jawa. Museum ini menyimpan koleksi mengenai budaya dan sejarah Jawa yang dianggap paling lengkap setelah Museum Nasional Republik Indonesia di Jakarta. Selain keramik pada zaman Neolitik dan patung perunggu dari abad ke-8, museum ini juga menyimpan beberapa macam bentuk wayang kulit, berbagai senjata kuno (termasuk keris), dan topeng Jawa.
Museum Sonobudoyo terdiri dari dua unit. Museum Sonobudoyo Unit I terletak di Jl. Trikora No. 6 Yogyakarta, sedangkan Unit II terdapat di nDalem Condrokiranan, Wijilan, di sebelah timur Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta.
Museum yang terletak di bagian utara Alun-alon Lor dari kraton Yogyakarta itu pada malam hari juga menampilkan pertunjukkan wayang kulit dalam bentuk penampilan aslinya (dengan menggunakan bahasa Jawa diiringi dengan musik gamelan Jawa). Pertunjukan wayang kulit ini disajikan secara ringkas dari jam 8:00-10:00 malam pada hari kerja untuk para turis asing maupun turis domestik.

Jumlah koleksi museum kurang lebih 43.000 dan setiap tahunnya selalu bertambah. Bertambahnya koleksi melalui hibah, proses ganti rugi, barang titipan, pesanan.
Koleksi Museum Sonobudoyo terbagi menjadi 10 jenis yaitu
1. Koleksi Numismatik dan Heraldika obyek penelitiannya adalah setiap mata uang / alat tukar yang sah, terdiri dari mata uang logam dan mata uang kertas. Heraldika adalah setiap tanda jasa, lambang dan pangkat resmi (termasuk cap /stempel).
2. Koleksi Filologi adalah benda koleksi yang menjadi objek penelitian filologi, misalnya riaskah kuno, tulisan tangan yang menguraikan sesuatu hal atau peristiwa.
3. Koleksi Keramologika adalah koleksi yang dibuat dari bahan tanah liat bakar (baked clay) berupa pecah belah, misalnya: Guci.
4. Koleksi Senirupa kolaksi seni yang mengekspresikan pengalaman artistik melalui objek dua dimensi atau dimensi atau tiga
5. Koleksi Teknologi banda/kumpulan benda yang menggambarkan perkembangan teknologi yang menonjol berupa peralatan atau hasil produksi yang di buat secara massal oleh suatu industri/pabrik, contoh : Gramaphon.
6. Koleksi Geologi adalah benda yang menjadi obyek ilmu geologi, antara lain batuan, mineral, fosil dan benda-benda bentukan alam lainnya (permata, granit, andesit). Contoh : Batu Barit.
7. Koleksi Biologi adalah benda yang menjadi objek penelitian ilmu biologi, antara lain tengkorak atau rangka manusia, tumbuh-tumbuhan dan hewan. Misalnya burung (obset) / dikeringkan.
8. Koleksi Arkeologi adalah benda yang menjadi objek penelitian arkeologi. Benda tersebut merupakan hasil peninggalan manusia dari jaman prasejarah sampai dengan masuknya pengaruh kebudayaan barat misalnya : Cermin.
9. Koleksi Etnografi adalah benda yang menjadi objek peneiitian ilmu etnografi, benda-benda tersebut merupakan hasil budaya atau menggambarkan identitas suatu etnis misalnya Kacip.
10. Koleksi Historika adalah benda yang bernilai sejarah dan menjadi objek penelitian sejarah. Benda tersebut dari sejarah masuknya budaya barat sampai dengan sekarang, misalnya Senapan laras panjang, Meriam.
Koleksi tersebut di pamerkan di Museum Sonobudoyo unit I dan Museum Sonobudoyo II. Untuk Sonobudoyo unit I dipamerkan di sembilan ruang.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tempat Pembelanjaan di Yogyakarta

Galeria Mall

Galeria Mall adalah pusat perbelanjaan di Yogyakarta. Mal ini didirikan pada tahun 1997. Mal ini terdiri dari 3 lantai dengan penyewa - penyewa yang sudah terkenal sebagai perusahaan besar baik skala nasional maupun internasional antara lain Foodmart, Wendy's, Matahari Department Store, dan masih banyak lagi.
Galeria Mall merupakan family mall yang berkonsep untuk menyediakan seluruh kebutuhan keluarga dalam satu tempat.

Mal Gardena

 Mal Gardena adalah salah satu pusat perbelanjaan yang telah lama berdiri di Kota Magelang. Dahulunya sebelum dibangun Gardena, tempat ini adalah sebuah bioskop dengan nama Bioskop Rahayu. Memiliki 5 lantai yang dilengkapi dengan food court, swalayan, dan games zone yang ada di lantai paling atas. Lokasi ada di Kawasan Alun Alun Kota Magelang. Gardena Magelang adalah cabang dari Gardena yang berpusat di Jl. Solo, Yogyakarta.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Candi-candi di Yogyakarta

Borobudur

 

Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha. Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang didalamnya terdapat arca buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar roda dharma).
Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha.Para peziarah masuk melalui sisi timur memulai ritual di dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci ini searah jarum jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah Kāmadhātu (ranah hawa nafsu), Rupadhatu (ranah berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak berwujud). Dalam perjalanannya ini peziarah berjalan melalui serangkaian lorong dan tangga dengan menyaksikan tak kurang dari 1.460 panel relief indah yang terukir pada dinding dan pagar langkan.
Menurut bukti-bukti sejarah, Borobudur ditinggalkan pada abad ke-14 seiring melemahnya pengaruh kerajaan Hindu dan Buddha di Jawa serta mulai masuknya pengaruh Islam. Dunia mulai menyadari keberadaan bangunan ini sejak ditemukan 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris atas Jawa. Sejak saat itu Borobudur telah mengalami serangkaian upaya penyelamatan dan pemugaran. Proyek pemugaran terbesar digelar pada kurun 1975 hingga 1982 atas upaya Pemerintah Republik Indonesia dan UNESCO, kemudian situs bersejarah ini masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia.
Borobudur kini masih digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan; tiap tahun umat Buddha yang datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara berkumpul di Borobudur untuk memperingati Trisuci Waisak. Dalam dunia pariwisata, Borobudur adalah obyek wisata tunggal di Indonesia yang paling banyak dikunjungi wisatawan.


Candi Prambanan


Candi Prambanan atau Candi Rara Jonggrang adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi. Candi ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai dewa pemusnah. Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli kompleks candi ini adalah Siwagrha (bahasa Sanskerta yang bermakna 'Rumah Siwa'), dan memang di garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter yang menujukkan bahwa di candi ini dewa Siwa lebih diutamakan.
Candi ini terletak di desa Prambanan, pulau Jawa, kurang lebih 20 kilometer timur Yogyakarta, 40 kilometer barat Surakarta dan 120 kilometer selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi Rara Jonggrang terletak di desa Prambanan yang wilayahnya dibagi antara kabupaten Sleman dan Klaten.
Candi ini adalah termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO, candi Hindu terbesar di Indonesia, sekaligus salah satu candi terindah di Asia Tenggara. Arsitektur bangunan ini berbentuk tinggi dan ramping sesuai dengan arsitektur Hindu pada umumnya dengan candi Siwa sebagai candi utama memiliki ketinggian mencapai 47 meter menjulang di tengah kompleks gugusan candi-candi yang lebih kecil.[ Sebagai salah satu candi termegah di Asia Tenggara, candi Prambanan menjadi daya tarik kunjungan wisatawan dari seluruh dunia

 

Candi Kalasan


Candi Kalasan atau Candi Kalibening merupakan sebuah candi yang dikategorikan sebagai candi umat Buddha terdapat di desa Kalasan, kabupaten Sleman, provinsi Yogyakarta, Indonesia. 7°46′2.33″S 110°28′20.04″E
Candi ini memiliki 52 stupa dan berada di sisi jalan raya antara Yogyakarta dan Solo serta sekitar 2 km dari candi Prambanan.
Pada awalnya hanya candi Kalasan ini yang ditemukan pada kawasan situs ini, namun setelah digali lebih dalam maka ditemukan lebih banyak lagi bangunan bangunan pendukung di sekitar candi ini. Selain candi Kalasan dan bangunan - bangunan pendukung lainnya ada juga tiga buah candi kecil di luar bangunan candi utama, berbentuk stupa.
Berdasarkan prasasti Kalasan bertarikh 778 yang ditemukan tidak jauh dari candi ini menyebutkan tentang pendirian bangunan suci untuk menghormati Bodhisattva wanita, Tarabhawana dan sebuah vihara untuk para pendeta. Penguasa yang memerintah pembangunan candi ini bernama Maharaja Tejapurnapana Panangkaran (Rakai Panangkaran) dari keluarga Syailendra. Kemudian dengan perbandingan dari manuskrip pada prasasti Kelurak tokoh ini dapat diidentifikasikan dengan Dharanindra atau dengan prasasti Nalanda adalah ayah dari Samaragrawira. Sehingga candi ini dapat menjadi bukti kehadiran Wangsa Syailendra, penguasa Sriwijaya di Sumatera atas Jawa
Dalam Prasasti Kalasan berhuruf Pre Nagari, berbahasa Sanksekerta ini menyebutkan para guru sang raja Tejapurnapana Panangkaran dari keluarga Syailaendra berhasil membujuk raja untuk membuat bangunan suci bagi Dewi Tara beserta biaranya bagi para pendera sebagai hadiah dari Sangha.
Profesor Dr Casparis. menafsir berdasarkan prasasti Kalasan itu, Candi Kalasan dibangun bersama antara Budha dan Hindu. Sementara itu Van Rumond, sejarahwan dari Belanda meyakini bahwa di situs yang sama pernah ada bangunan suci lain yang umurnya jauh lebih tua dibanding Candi Kalasan, sesuai hasil penelitian yang dilakukannya pada tahun 1928. Bangunan suci itu berbentu wihara yang luasnya 45 x 45 meter. Ini berarti bangunan candi mengalami tiga kali perbaikan. Sebagai bukti, menurutnya, terdapat empat sudut kaki candi dengan bagian yang menonjol.
Pada bagian selatan candi terdapat dua relief Bodhisattva, sementara pada atapnya terdiri dari 3 tingkat. Atap paling atas terdapat 8 ruang, atap tingkat dua berbentuk segi 8, sedangkan atap paling bawah sebangun dengan candi berbentuk persegi 20 yang dilengkapi kamar-kamar setiap sisinya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kereta Api yang di berangkatkan dari/berhenti di Stasiun Yogyakarta

Beberapa KA yang diberangkatkan dari/berhenti di Stasiun Yogyakarta

Kelas Eksekutif
Kelas Eksekutif dan Bisnis
Kelas Bisnis
Kelas Ekonomi AC
Komuter

 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Daerah-daerah yang berada di sekitar wilayah Yogyakarta

Kabupaten Sleman

 Kabupaten Sleman bahasa jawa: Hanacaraka, ꦱ꧀ꦭꦺꦩ​ꦤ꧀; Latin, Sléman) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibukota kabupaten ini adalah Sleman. Sleman dikenal sebagai asal buah salak pondoh. Berbagai perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta sebenarnya secara administratif terletak di wilayah kabupaten ini, di antaranya Universitas Gajah Mada dan Universitas Negeri Yogyakarta.

Kotagede

Kotagede atau Kutagede adalah sebuah kecamatan di Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kotagede berbatasan dengan Kabupaten Bantul di sebelah utara, timur, dan selatan, dan kecamatan Umbulharjo di sebelah barat.
Nama 'Kotagede' diambil dari nama kawasan Kota Lama Kotagede, yang terletak di perbatasan kecamatan ini dengan kabupaten Bantul di sebelah selatan.


Berbah, Sleman

 Berbah adalah sebuah kecamatan di Kabupaten sleman, Provinsi DIY , Indonesia. Lokasi ibu kota kecamatan Berbah berada di 7.80254‘ LS dan 110.44290‘ BT. Alamat Kantor Kecamatan Berbah di Sanggrahan, Tegaltirto, Berbah, Sleman. Kecamatan Berbah berada di dataran rendah. Ibukota Kecamatannya berada pada ketinggian 194 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Berbah beriklim seperti layaknya daerah dataran rendah di daerah tropis. Suhu tertinggi yang tercatat di Kecamatan Berbah adalah 35 °C dengan suhu terendah 25 °C. Bentangan wilayah di Kecamatan Berbah berupa tanah yang datar dan sedikit daerah yang berombak dan juga sedikit perbukitan. Tempat wisata berupa situs purbakala, yaitu Candi Abang yang berada di Jogotirto. Saat Gempa Bumi 26 Mei 2006 yang mengguncang Yogyakarta, Kecamatan Berbah merupakan salah satu wilayah yang mengalami kerusakan terparah di Kabupaten Sleman.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Daftar wali kota yogyakarta

Daftar Wali Kota Yogyakarta

No Walikota Bertugas
1 M. Enoch Mei 1947 - Juli 1947
2 Mr. Soedarisma Poerkoesoemo Juli 1947 - Januari 1966
3 Soedjono A. Y. Januari 1966 - November 1975
4 H. Ahmad November 1975 - Mei 1981
5 Soegiarto 1981-1986
6 Djatmiko D 1986-1991
7 R. Widagdo 1991-2001
8 Herry Zudianto 2001-2011
9 Drs. H. Haryadi Suyuti 2011-sekarang

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pasar yang ada di sekitar yogyakarta


Pasar Beringharjo

Pasar Beringharjo adalah pasar tradisional yang terletak di Jl. Jend A. Yani Kawasan Malioboro, Yogyakarta. Pasar ini terkenal dengan koleksi dagangan batik, baik yang berupa kain batik ataupun produk garmen batik lainnya seperti, daster, celana pendek, piyama dll. Lokasi pasar ini bersebelahan dengan museum sejarah Benteng Vredeburg dan berseberangan dengan Gedung Agung. Pasar ini terkenal sebagai salah satu tujuan wisata dan sekaligus merupakan pusat kegiatan perdagangan produk batik Yogyakarta.



Jalan Malioboro

Jalan Malioboro adalah nama salah satu jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Malioboro dan Jalan Jend. A. Yani. Jalan ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.
Terdapat beberapa obyek bersejarah di kawasan tiga jalan ini antara lain Tugu Yogyakarta, Stasiun Tugu, Gedung Agung, Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg dan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.
Jalan Malioboro sangat terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan kerajinan khas jogja dan warung-warung lesehan di malam hari yang menjual makanan gudeg khas jogja serta terkenal sebagai tempat berkumpulnya para Seniman-seniman-seniman yang sering mengekpresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, hapening art, pantomim dan lain-lain disepanjang jalan ini.


 


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Macam-macam Rumah Sakit di Yogyakarta

Rumah Sakit Umum Panti Rapih

 

Rumah Sakit Panti Rapih adalah salah satu rumah sakit swasta terbesar di Yogyakarta dan dikelola oleh Yayasan Panti Rapih. Yayasan Panti Rapih didirikan oleh Ordo Katolik Carolus Borromeus.

Sejarah

Pada 15 September 1928, Ordo Katolik Carolus Borromeus dengan dibantu Ir. Schmutzer van Rijckevorsel memulai pembangunan gedung RS Carolus Borromeus cabang Yogyakarta.
Bangunan rumah sakit dirancang serupa dengan biara utama ordo St. Carolus Borromeus di Maastricht, Belanda. Batu pertama RS ditanda-tangani oleh Ir. Schmutzer van Rijckevorsel.
Pada Januari 1929, 5 suster Katolik Belanda dari ordo Carolus Borromeus datang ke Yogyakarta untuk tugas pelayanan orang-orang sakit, sesuai dengan ajaran kitab suci agama Katolik.
Ke-5 suster tersebut adalah: Sr. Gaudentia Brand, Sr. Judith de Laat, Sr. Ignatia Lemmens, Sr. Simonia, and Sr. Ludolpha de Groot.
Gedung rumah sakit baru selesai dibangun secara keseluruhan tanggal 25 Agustus 1929. Hal ini ditandai dengan pemberkatan gedung oleh uskup Katolik Mgr. Van Velsen, S.J. Pada 14 September 1929, rumah sakit dibuka secara resmi oleh Sultan Hamengkubuwono VIII sebagai RS Onder de Bogen (di bawah lengkungan/gereja).
Beberapa tahun kemudian, Sultan Hamengkubuwono VIII memberikan hadiah sebuah mobil ambulans kepada RS.
Kebanyakan pasien yang dirawat adalah orang-orang Belanda dan pejabat/keluarga Kraton. Untuk menolong orang yang tidak mampu, didirikan klinik rawat jalan oleh ordo Brothers of Christian Instruction (FIC).
Tahun 1942, Jepang menguasai Indonesia dan banyak suster serta dokter warga negara Belanda yang bekerja di rumah sakit ini ditangkap dan ditawan di kamp konsentrasi.
Dinas kesehatan Tentara Jepang mengambil alih rumah sakit dan memaksa pengelola untuk mengganti nama rumah sakit dari bahasa Belanda menjadi bahasa Indonesia. Oleh Uskup Semarang Mgr. Soegijapranata, S.J., nama rumah sakit diganti menjadi RS Panti Rapih ("Pengobatan"). Suster Sponsaria dipilih sebagai ketua rumah sakit.
Tahun 1945, setelah Jepang menyerah, maka ordo Suster Carolus Borromeus kembali mengelola RS Panti Rapih. Pada saat perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, RS Panti Rapih banyak merawat para pejuang yang terluka dalam pertempuran. Salah satu pasien yang dirawat pada tahun 1948 adalah Jendral Soedirman.

Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI

 

 Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI adalah salah satu di antara amal usaha yang didirikan oleh Perkumpulan PDHI. RSIY PDHI yang terletak di Jl. Solo KM 12,5 Kalasan Sleman Yogyakarta ini secara operasional pembangunannya di amanahkan kepada Panitia Pembangunan yang dibentuk pada tanggal 1 Oktober 1992. Panitia ini dipimpin oleh Prof. Dr. dr. H. Lamsudin, M.Med., Sc.,Sp. SK. RSIY PDHI (pada waktu itu masih berstatus Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin) diresmikan pada tanggal 2 Agustus 1997.

Sejarah

Kota Makkah Al Mukaramah pada tanggal 17 Syawal 1371 H bertepatan dengan tanggal 22 Juli 1952 telah menjadi saksi didirikannya Persaudaraan Djama’ah Haji Indonesia (PDHI) oleh 31 orang jamaah haji Indonesia dari Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang dipimpin oleh KH. Mathori Al Huda. Dalam perkembangan selanjutnya PDHI telah menyempurnakan anggaran dasarnya, kemudian diberikan status Yayasan dengan Akta Notaris No. 27 tertanggal 15 Nopemeber 1977 dan didaftarkan pada Pengadilan Negeri Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1977 dengan Nomor 278/77.
Perkembangan selanjutnya, Yayasan PDHI melakukan penyempurnaan organisasi dengan akta notaries Umar Syamhudi, S.H., Nomor 40 Tanggal 23 Agustus 1991. Kemudian melakukan perubahan dengan nama Perkumpulan PDHI dengan akta notaries Hj. Pandam Nurwulan, S.H., M.H. dengan nomor 59 tanggal 31 Juli 2002.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Perkumpulan PDHI berorientasi pada aspek pemeliharaan ukhuwah islamiyyah secara luas, usaha-usaha mencapai haji mabrur, pemanfaatan kemabruran ibadah haji dalam masyarakat, menggerakkan thalabul ilmi dan amal, pelopor kerja-kerja kolektif dan amal jariyah, tidak mencampuri urusan politik dengan menitikberatkan pada persoalan kerohanian.
Susunan Pengurus Pusat PDHI terdiri dari dewan pertimbangan, pengurus harian, dewan pengawas, beberapa departemen yang membawahi bidang kerja. RSIY PDHI berada di bawah departemen litbang dan pengabdian umat dbidang sosial, amal shalih dan kesehatan.
Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI disingkat dengan RSIY PDHI adalah Rumah Sakit yang dibangun dan didirikan oleh Perkumpulan PDHI dengan Surat Izin Penyelenggaraan Sementara Rumah Sakit Bupati Sleman Nomor 503/2723/DKS/2005 tanggal 9 September 2005.

Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito

 

 Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito adalah rumah sakit umum yang terletak di Kabupaten Sleman, propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, persis di sebelah barat Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dan di sebelah selatan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Didirikan pada tahun 1982, rumah sakit ini segera menjadi mitra tetap Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dalam menyelenggarakan pendidikan dokter, dokter spesialis, dan perawat.


RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

 

 RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta merupakan salah satu rumah sakit yang ada di kota Yogyakarta, Indonesia, merupakan salah satu amal usaha Pembina Kesejahteraan Umat Muhammadiyah.

Sejarah

RS PKU Muhammadiyah awalnya didirikan berupa klinik sederhana pada tanggal 15 Februari 1923 di kampung Jagang Notoprajan Yogyakarta. Awalnya bernama PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem) dengan maksud menyediakan pelayanan kesehatan bagi kaum dhuafa’. Didirikan atas inisiatif H.M. Sudjak yang didukung sepenuhnya oleh K.H. Ahmad Dahlan. Seiring dengan perkembangan jaman, pada sekitar era tahun 1980-an nama PKO berubah menjadi PKU (Pembina Kesejahteraan Umat)
Pada tahun 1928 perkembangan klinik semakin bertambah besar dan berkembang menjadi poliklinik PKO Muhammadiyah. Lokasi juga harus lebih luas dan perlu dipindahkan ke tempat yang lebih memadai dengan menyewa sebuah bangunan di Jalan Ngabean No.12 B Yogyakarta (sekarang Jalan K.H. Ahmad Dahlan)
Delapan tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1936 poliklinik PKO Muhammadiyah pindah lokasi lagi ke Jalan K.H. Ahmad Dahlan No. 20 Yogyakarta hingga saat ini. Dan Pada tahun 1970-an status klinik dan poliklinik berubah menjadi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta hingga saat ini.




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Macam-macam hotel di Yogyakarta


Hotel Inna Garuda

Hotel Inna Garuda merupakan salah satu hotel legendaris berbintang 4 di Yogyakarta. Hotel ini terletak di Jalan Malioboro No. 60, Yogyakarta. Hotel ini dibangun pada tanggal 1908 dan memiliki 18 ruang pertemuan, sebuah area pameran yang luas untuk MICE events (meeting, incentive, conference, and exhibition, empat restoran dan sebuah bar yang menawarkan beragam gaya masakan, yaitu:
  • Kedai Kopi Enam Djam di Djogja
  • Mataram Bar
  • Kafe Garuda
  • Miyagawa Asahi
  • Djanur Kuning.

Sejarah

Hotel Inna Garuda adalah hotel dengan sejarah panjang dan tidak dapat dipisahkan dari Yogyakarta. Sejauh ini, nama hotel telah diubah enam kali: Grand Hotel De Djokdja, Hotel Asahi, Hotel Merdeka, Hotel Garuda, Natour Garuda, dan sekarang Inna Garuda. Berikut adalah sejarah singkat dari Inna Garuda sejak bernama "Grand Hotel De Djokdja" atau "Yogyakarta Hotel".


Hotel Santika

Santika Indonesia Hotels & Resorts adalah salah satu grup hotel di Indonesia dan dikelola oleh PT. Grahawita Santika, unit bisnis Kelompok Kompas Gramedia. PT. Grahawita Santika didirikan pada tanggal 22 Agustus 1981. Santika Indonesia Hotels & Resorts telah memiliki lebih dari 40 hotel yang tersebar di seluruh Indonesia. Sejak tahun 2006, Santika Indonesia Hotels & Resorts mengubah strateginya berdasarkan segmentasi pasar dengan membagi beberapa brand menjadi The Royal Collection, Hotel Santika Premiere, Hotel Santika, dan Amaris Hotel.
Visi Santika Indonesia Hotels & Resorts adalah menjadi grup hotel terbesar di Indonesia dan merambah bisnisnya ke Asia Tenggara. Pada akhir tahun 2012, Santika Indonesia Hotels & Resorts akan mengelola setidaknya 64 properti, yang setara dengan 7.200+ kamar. Hingga sekarang, Santika Indonesia Hotels & Resorts menjadi kelompok bisnis investasi dan pengelola hotel internasional termasuk vila mewah, hotel, resort, serta spa dan restoran yang terdapat di dalam hotel dan resort-nya.

Sejarah

PT. Grahawita Santika didirikan untuk mengelola bisnis perhotelan di bawah Kelompok Kompas Gramedia pada tanggal 22 Agustus 1981. Hotel Soeti adalah hotel pertama yang dibeli dari pemiliknya, Ibu Soetiyah Pudjosuwarno. Cikal bakal Hotel Santika ini terletak di Jalan Sumatra No. 52-54, Bandung. Pada tahun 1988, hotel sederhana dengan 33 kamar yang dibangun di area seluas 3.200 meter persegi ini direnovasi menjadi 70 kamar. Setelah renovasi tersebut selesai, hotel ini diresmikan sebagai Hotel Santika Bandung berbintang tiga oleh Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi, Susilo Sudarman pada tanggal 27 Maret 1989. Hotel Santika Bandung inilah yang menjadi pelopor pendirian Santika Indonesia Hotels & Resorts.
Latar belakang pendirian Hotel Santika ini disebabkan pembredelan harian Kompas pada tahun 1978. Oleh karena itu, para pendiri Kelompok Kompas Gramedia harus memikirkan diversifikasi unit bisnis di luar bisnis intinya sebagai media komunikasi. Mereka membuat rencana untuk mencegah pemecatan massal. Jika suatu hari harian Kompas akan dibredel kembali, masih ada anak perusahaan yang bisa menyokong karyawan mereka. Beberapa bisnis mulai dilakukan, termasuk diantaranya adalah industri perhotelan.
Pada awalnya, rencana pendirian sebuah hotel tidak disetujui oleh pihak manajemen, karena pada saat itu bisnis hotel dianggap memiliki konotasi yang negatif serta Return of Investment dinilai berjalan lamban. Bagaimanapun juga, Bapak Binawarna Sardjan, anggota Tim Investasi Kelompok Kompas Gramedia pada saat itu, bisa meyakinkan Ketua Tim Investasi Kelompok Kompas Gramedia, Bapak Indra Gunawan, untuk menyetujui rencana pendirian hotel. Berkat kegigihan dan kerja keras Bapak Binawarman Sardjan, maka Hotel Santika berhasil didirikan.
Beberapa tahun setelah Hotel Santika yang pertama diresmikan dan dikelola, Hotel Santika pun berhasil mengembangkan sayapnya dan mencapai lebih dari 40 properti yang tersebar di Indonesia. Sesuai dengan brand value-nya, yaitu “Indonesian Home” dan motto pelayanannya, yaitu “Hospitality from the Heart”, Santika Indonesia Hotels & Resorts selalu menonjolkan nilai kebudayaan Indonesia, termasuk sisi keramah-tamahannya kepada seluruh tamunya.

 

 


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Macam-macam Universitas di Yogyakarta


Universitas Mercu Buana Yogyakarta

 Universitas Mercu Buana Yogyakarta adalah sebuah universitas Swasta di Yogyakarta, Indonesia

Sejarah

Nama Mercu Buana Yogyakarta Perubahan Nama dari UNWAMA (Universitas Wangsa Manggala Yogyakarta). Perubahan ini berlaku mulai tanggal 5 April 2008 dengan SK Yayasan Wangsa Manggala NoNomor : 02/SKep/Ket/YWM/IV/2008 tertanggal 1 April 2008 secara resmi Universitas Wangsa Manggala diganti namanya menjadi Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Selain pergantian nama ini juga dilakukan pelantikan Rektor Baru dan Sertijab dari Dr. Ir. Untung Iskandar Srihadiono, M.Sc (Rektor lama UNWAMA) kepada Dr. H. Djoko Wahyono, SU., Apt (Rektor Universitas Mercu Buana Yogyakarta) masa jabatan 2008-2012.

Universitas Negeri Yogyakarta

 

 Universitas Negeri Yogyakarta (bahasa inggris: Yogyakarta State University) merupakan salah satu universitas negeri di Indonesia. Sebelumnya Universitas Negeri Yogyakarta bernama Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yogyakarta (IKIP Yogyakarta).

Sejarah

Sejarah UNY tidak lepas dari perkembangan IKIP Yogyakarta dan UGM. Berdasarkan PP 37/1950, pada 23 Januari 1951, UGM. Dalam perkembangan UGM, ada beberapa fakultas yang menjadi cikal bakal lahirnya IKIP Yogyakarta, seperti Fakultas Pendidik (FIP), Fakultas Pendidikan Jasmani (FPD), dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Berdasarkan SK Mentri PDK 92, 1962 berdiri Institut Pendidikan Guru (IPG). Sementara itu, IPG dan FKIP adalah bidang pendidikan. Dari situ keluar Keputusan Presiden RI No.1, 1963 pada 3 Januari 1963 yang memutuskan penyatuan FKIP dan IPG menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP). Pelaksanaan Keppres ini menetapkan berdirinya IKIP Jakarta, IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, dan IKIP Malang yang resminya berdiri pada 1 Mei 1963.
Perkembangan IKIP Yogyakarta sendiri, pada 1982 menyelenggarakan 6 fakultas, yakni Ilmu Pendidikan (FIP), Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS), Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA), Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS), Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK), dan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK). Dua tahun kemudian, lembaga ini menyelenggarakan sebanyak 30 jurusan dengan 36 program studi, pada 1996 berkembang menjadi 37 program studi.
Pada 1990 muncul wacana untuk pengembangan IKIP Yogyakarta menjadi Universitas. Beberapa hal yang mendukung gagasan itu adalah alumnus banyak yang tidak hanya bekerja di dunia pendidikan, tetapi banyak juga yang bekerja di bidang nonkependidikan. Pada 1996 perkembangan gagasan itu dapat direalisasikan, bahkan keluar Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud, pada 20 Juni 1996 yang menetapkan IKIP Yogyakarta -juga 3 IKIP lainnya (IKIP Medan, IKIP Padang, dan IKIP Malang) diberi perluasan tugas ke arah perubahan kelembagaan menjadi universitas.
Tahap yang dikerjakan IKIP Yogyakarta, pada 1997 dibuka 12 program studi nonkependidikan jenjang S1 dan D3 pada tiga fakultas, yakni FPBS, FPMIPA, dan FPTK. Pada tahun akademik 1999/2000 dibuka dua program studi di FPIPS dan satu di FPOK. pada 14 Agustus 1999, Universitaas Negeri Yogyakarta telah sah menjadi lembaga pendidikan tinggi negeri yang berkedudukan di Yogyakarta dengan menyelenggarakan enam fakultas, yakni Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Teknik (FT), Ilmu Pendidikan (FIP), Bahasa dan Seni (FBS), Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE), dan Ilmu Keolahragaan (FIK).

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

 

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta adalah salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta yang beralamat di Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jalan Lingkar Selatan Bantul DIY.
Peningkatan kualitas SDM pengelola mendapat prioritas utama dalam pengembangan UMY. Oleh karena itu, setiap tahun UMY mengirimkan sekitar 20 hingga 30 tenaga pengajar untuk mengikuti studi lanjut, S2 dan S3, baik di dalam maupun di luar negeri.

Sejarah

Niat untuk mendirikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) telah ada sejak lama. Prof. Dr. Kahar Muzakkir dalam berbagai kesempatan melemparkan gagasan perlu didirikannya Universitas Muhammadiyah. Ketika Pimpinan Pusat Muhamadiyah Majelis Pengajaran meresmikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1960, secara eksplisit piagam pendiriannya mencantumkan FKIP sebagai bagian dari Universitas Muhammadiyah. Barulah pada bulan Maret 1981, melalui perjuangan yang keras beberapa aktivis Muhammadiyah seperti Drs. H. Mustafa Kamal Pasha, Drs. M. Alfian Darmawam, Hoemam Zainal, S.H., Brigjen. TNI. (Purn.) Drs. H. Bakri Syahid, K.H.Ahmad Azhar Basir, M.A., Ir.H.M.Dasron Hamid, M.Sc., H.M. Daim Saleh, Drs. M. Amien Rais, H.M.H. Mawardi, Drs. H. Hasan Basri, Drs. H. Abdul Rosyad Sholeh, Zuber Kohari, Ir. H. Basit Wahid,H Tubin Sakiman yang gigih mencari Mahasiswa serta didukung oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah saat itu, K.H. A. R. Fakhrudin dan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY H. Mukhlas Abror, secara resmi didirikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang kemudian berkembang hingga saat ini.
Pada awal berdirinya, rektor UMY dipercayakan kepada Brigjen. TNI (Purn) Drs. H. Bakri Syahid, yang saat itu sudah selesai masa tugasnya sebagai Rektor IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Rektor periode berikutnya dipercayakan kepada Ir. H. M. Dasron Hamid, M.Sc. Akan tetapi karena proses permintaan izin menteri belum selesai, maka ditunjuk seorang sesepuh Muhammadiyah, H. M. H Mawardi, menjadi rektor. Setelah turun izin menteri, ditetapkan kembali Ir.H.M. Dasron Hamid, M.Sc. manjadi rektor UMY.

Universitas Gadjah Mada

 

 

Universitas Gadjah Mada (bahasa Inggris: University of Gadjah Mada), disingkat UGM, merupakan universitas negeri tertua di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 19 Desember 1949 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1949 tentang Peraturan Tentang Penggabungan Perguruan Tinggi Menjadi Universiteit tanggal 16 Desember 1949.[1] Kampus UGM yang terletak di Yogyakarta tersebut merupakan universitas pertama yang didirikan oleh Pemerintah Republik Indonesia setelah Indonesia merdeka.
Pada saat didirikan, Universitas Gadjah Mada hanya memiliki enam fakultas, sekarang memiliki 18 Fakultas dan satu Sekolah Pascasarjana (dahulu bernama Program Pascasarjana), dan lebih dari 100 Program Studi untuk S-2,S-3, dan Spesialis. Universitas Gadjah Mada berlokasi di Kampus Bulaksumur Yogyakarta. Sebagian besar fakultas dalam lingkungan Universitas Gadjah Mada terdiri atas beberapa jurusan/bagian dan atau program studi. Kegiatan Universitas Gadjah Mada dituangkan dalam bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri atas Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.

Sejarah

Ditilik dari sejarahnya, Universitas Gadjah Mada merupakan penggabungan dan pendirian kembali dari berbagai balai pendidikan, sekolah tinggi, perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta, Klaten dan Surakarta.
Nama Gadjah Mada berawal dari dibentuknya Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada yang terdiri dari Fakultas Hukum dan Fakultas Kesusasteraan. Pendirian diumumkan di Gedung KNI Malioboro pada tanggal 3 Maret 1946 oleh Mr. Boediarto, Ir. Marsito, Prof. Dr. Prijono, Mr. Soenario, Dr. Soleiman, Dr. Buntaran dan Dr. Soeharto.
Sejak 4 Januari 1946 Soekarno dan Hatta memindahkan ibukota Republik Indonesia ke Yogyakarta. Dengan maraknya pertempuran antara pejuang kemerdekaan dan Sekutu serta NICA di Jakarta dan Bandung, maka Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandung ikut pindah ke Yogyakarta. Pada tanggal 17 Februari 1946, Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandung dihidupkan kembali di Yogyakarta dengan para pengajarnya antara lain Prof. Ir. Rooseno dan Prof. Ir. Wreksodhiningrat.

sumber :wikipedia


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Makanan khas Yogyakarta

Bakpia

Bakpia adalah makanan yang terbuat dari campuran kacang hijau dengan gula, yang dibungkus dengan tepung, lalu dipanggang. Istilah bakpia sendiri adalah berasal dari dialek Hokkian (Hanzi: 肉餅), yaitu dari kata "bak" yang berarti daging (umumnya daging babi) dan "pia" yang berarti kue, yang secara harfiah berarti roti berisikan daging. Di beberapa daerah di Indonesia, makanan yang terasa legit ini dikenal dengan nama pia atau kue pia.
Bakpia termasuk salah satu masakan yang populer dari keluarga Cina atau Tionghoa. Bakpia yang cukup dikenal salah satunya berasal dari daerah Pathok (Pathuk), Yogyakarta. Mengingat masyarakat Jogja cukup banyak yang beragama Islam, pada perkembangannya, isi bakpia yang semula daging babi pun diubah menjadi kacang hijau. Kemudian rasa-rasa dari bakpia dikembangkan menjadi cokelat, keju, kumbu hijau, dan kumbu hitam.
Di desa Pathok, dulunya penduduk tidak mengenal istilah "merek", sehingga bakpia yang dijual hingga saat ini berlabel "nomor rumah produsen", misalnya nomor 75. Kemudian barulah muncul beberapa merek bakpia yang bukan dari nomor rumah, seperti Djava dan lain-lain.
Lezatnya rasa bakpia menjadikan kue ini menjadi salah satu favorit para wisatawan yang berkunjung ke Jogja. Bakpia bisa didapatkan di toko bakpia atau toko yang menjual oleh-oleh khas Jogja.


Gudeg

Gudeg (bahasa jawa gudheg) adalah makanan khas Yogyakarta dan Jawa tengah yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan. Perlu waktu berjam-jam untuk membuat masakan ini. Warna coklat biasanya dihasilkan oleh daun jati yang dimasak bersamaan. Gudeg dimakan dengan nasi dan disajikan dengan kuah santan kental (areh), ayam kampung, telur, tahu dan sambal goreng krecek.
Ada berbagai varian gudeg, antara lain:
  • Gudeg kering, yaitu gudeg yang disajikan dengan areh kental, jauh lebih kental daripada santan pada masakan padang.
  • Gudeg basah, yaitu gudeg yang disajikan dengan areh encer.
  • Gudeg Solo, yaitu gudeg yang arehnya berwarna putih. 

Yangko

Yangko adalah makanan khas Yogyakarta yang terbuat dari tepung ketan. Yangko berbentuk kotak dengan baluran terigu, kenyal, dan rasanya manis. Pada rasa aslinya, Yangko berisi campuran cincangan kacang dan gula, seperti kue moci asal Jepang. Bedanya, moci lebih lembek dan lebih kenyal daripada yangko. Selain rasa aslinya, kini yangko juga memiliki rasa buah-buahan, seperti strawberry, durian dan melon. Yangko banyak ditemui di daerah Kotagede, Yogyakarta.

Lanthing

Lanthing (kadang disebut klanthing), merupakan makanan ringan sejenis kerupuk yang terbuat dari singkong berbentuk angka delapan atau lingkaran kecil seperti cincin. Asal mulanya hanya mempunyai rasa yang gurih dan asin tetapi sekarang mulai muncul aneka rasa seperti asin pedas dan rasa keju.

sumber : wikipedia

 

 

 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Free Dog Run Cursors at www.totallyfreecursors.com